Studi Kasus UX: Paspor Kesehatan ditengah Pandemi — Aplikasi Cari Aman
Halo semuanya, disini saya akan mencoba menulis hasil dari studi kasus pertama yang saya lakukan. Studi kasus yang saya lakukan berhubungan dengan penyebaran virus Covid-19 di Indonesia…
Pendahuluan
Perkembangan dan penyebaran COVID-19 di Indonesia sejalan dengan perkembangan pandemi COVID-19 di tingkat global atau tingkat dunia menurut WHO. Melihat data kasus covid yang disampaikan oleh juru bicara Satgas COVID-19, Wiku Adisasmito dalam konfirmasi pers, Senin (27/7/2020), kluster penyumbang kenaikan virus Corona di Indonesia disebutkan berasal dari tempat-tempat yang umumnya menciptakan keramaian, seperti pasar, supermarket, tempat pelelangan ikan, hingga perkantoran. Berbeda dengan masyarakat yang tidak patuh protokol kesehatan, hal ini membuat kewaspadaan tersendiri untuk beberapa masyarakat yang memang wajib dalam menjalankan aktivitasnya di luar rumah sehari-hari. Misalnya, seperti para karyawan yang harus tetap bekerja di toko meskipun COVID-19 sedang menyentuh angka yang tidak kecil. Maka dari itu, kami membuat aplikasi Cari Aman dan melakukan analisis lebih lanjut tentang penyebab masyarakat terkait alasan mereka tetap menjalankan aktivitas normal yang mana dapat menimbulkan kluster baru penyebaran virus COVID-19.
Apa itu Cari Aman?
Aplikasi Cari Aman merupakan sebuah aplikasi yang berguna sebagai passpor kesehatan, yang cara kerjanya adalah dengan setiap user mendapatkan status tes COVID-19 dalam bentuk kode QR yang dapat dibawa kemana-mana dan dapat diubah statusnya dengan bukti tes yang valid dari tenaga kesehatan atau rumah sakit yang menyediakan tes COVID-19. Passpor kesehatan disini berfungsi sebagai syarat masuk ke tempat-tempat umum, seperti pasar, supermarket, perkantoran dan tempat-tempat yang umumnya menimbulkan keramaian.
Goals dari Aplikasi
- Masyarakat tetap dapat mengunjungi tempat-tempat umum dengan membawa status covidnya
- Pemilik bisnis tetap dapat membuka bisnisnya dengan mendata setiap pengunjung yang datang dalam aplikasi owner
- Tenaga Kesehatan dapat menerima data laporan positif dari tempat yang dimiliki oleh pemilik bisnis berikut data pelanggan selama 14 hari kebelakang sehingga dapat melakukan tindakan lebih lanjut
- Semua kunjungan yang dilakukan oleh masyarakat ke tempat-tempat umum akan didata oleh aplikasi owner
- Masyarakat dapat menemukan lokasi-lokasi untuk melakukan tes covid-19
Proses
Metode yang saya gunakan dalam melakukan studi kasus ini adalah design thinking
1. Emphatize
Untuk memahami masalah yang dihadapi saya membuat hipotesa sebagai kemungkinan yang terjadi di masyarakat, mengapa covid-19 di Indonesia sulit dilacak dan mengapa banyak masyarakat yang abai dengan penyebaran covid-19 sehingga tidak menekan angka penyebaran namun malah sebaliknya.
Dalam hipotesa ini saya mengasumsikan ada 2 pihak yang terlibat, yaitu masyarakat atau pengunjung dan pemilik sebuah bisnis (pusat perbelanjaan, café, kedai kopi, perkantoran, dsb). Tenaga kesehatan disini berperan sebagai penindak lanjut dari laporan status positif covid-19 yang dialami pengguna dalam waktu 14 hari kebelakang yang dikirim oleh pemilik bisnis.
Hipotesa — Masyarakat
- Bertemu teman karena sudah bosan dan terlalu lama di rumah
- Harus keluar kota karena tuntutan pekerjaan atau pendidikan
- Butuh fasilitas penunjang (wifi, listrik, dsb) karena di kosan atau rumah tidak ada untuk kebutuhan pendidikan online
- Merasa sudah menerapkan protokol kesehatan sehingga merasa sudah aman dan tidak terancam dengan penyebaran covid-19
Hipotesa — Pemilik Bisnis
- Tetap harus membuka bisnis karena penghasilan utama
- Ada biaya operasional yang tetap harus dikeluarkan (sewa tempat, listrik, air, gaji karyawan, dsb)
Validasi Masalah
Dengan hipotesa yang sudah saya buat sebelumnya, saya melakukan user research kepada responden yang berisikan pertanyaan pertanyaan untuk memvalidasi hipotesa saya.
Terdapat 2 kategori target audience yang saya targetkan untuk memvalidasi hipotesa yang telah saya buat, kategori pertama dengan partisipan yang merupakan masyarakat umum yang tetap beraktivitas di tengah pandemi yang berjumlah 32 orang, lalu kategori kedua dengan partisipan pemilik bisnis yang tetap buka disaat pandemi.
Validasi Masalah — Kategori Pertama (Masyarakat)
Dikategori pertama, saya menggunakan metode survey online untuk mendapatkan informasi yang mana target audiencenya merupakan masyarakat umum yang tetap beraktivitas di tengah pandemi, terdapat 32 responden dengan background yang berbeda-beda, meskipun jumlah responden masih sedikit, namun saya rasa jumlah responden tersebut sudah dapat mewakili berbagai elemen masyarakat, baik yang masih berstatus sebagai mahasiswa, pekerja, hingga traveler.
Dari hasil survey yang saya terima, 90% responden pernah beraktivitas keluar rumah atau menuju ketempat yang cenderung ramai saat pandemi.
Setelah itu saya mencoba mendapatkan informasi, seberapa sering responden beraktivitas disaat pandemi, menuju tempat yang cenderung ramai, atau bahkan keluar kota, disini saya mengasumsikan lebih dari 2x dalam seminggu masuk dalam kategori sering, karena kondisi sedang berada di tengah pandemi, beraktivitas ditempat-tempat yang berkerumun merupakan sebuah hal yang berisiko.
Dan didapatkan hasil sebagian besar responden beraktivitas ketempat yang cenderung ramai sekurang-kurangnya satu kali dalam kurun waktu satu minggu dan sebagian besar lainnya beraktivitas ke tempat ramai lebih dari dua kali dalam kurun waktu satu minggu.
Selanjutnya saya mencari tahu apa yang memicu responden tetap beraktivitas dan bepergian di tengah pandemi, adapun yang membuat responden tetap beraktivitas didominasi oleh tuntutan pekerjaan atau pendidikan, hanya sekedar bertemu teman, dan sisanya pergi untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga
Selanjutnya saya mencari tahu apa yang membuat responden tetap berani dan merasa aman ketika beraktivitas di tengah wabah pandemi, dan sebagian besar hasilnya berhasil memvalidasi hipotesa saya dalam kategori masyarakat poin ke-4. Saya lampirkan beberapa tanggapan yang serupa dengan hipotesa saya dibawah ini.
Validasi Masalah — Kategori Kedua (Pemilik Bisnis)
Pada kategori kedua, saya mengalami keterbatasan dalam mencari informasi langsung dari narasumber yang dimaksud, namun untuk mendukung hipotesa saya, saya menggunakan metode literatur review dari berbagai macam artikel dan portal berita.
Detikfinance — Kedai Elman Kopi
Pendiri, Numan Areban menuturkan bagaimana bisnisnya dapat bertahan ditengah pandemi, sebelum adanya pembatasan sosial berskala besar (PSBB), kedainya tetap buka namun mengubah jam operasional, dan hal lain yang ia lakukan untuk melakukan pencegahan penyebaran covid-19 ialah, menyediakan tempat cuci tangan, bilik disinfektan dan hand sanitizer. Pihaknya juga menutup smooking room area indoor, lantai dua, ruang anak, tempat bermusik, dan memberi jarak 1,5 meter disetiap meja.
Kendati bisnis kedai kopi yang biasa menjadi tempat berkumpul, bercengkerama hingga bekerja, menjadi sepi karena covid-19. Setelah diterapkannya PSBB, Elman Kopi tidak lagi melayani Dine-in, sehingga melakukan berbagai inovasi dengan menurunkan harga produk sebesar 20% dan menyediakan menu sharing yang dapat dibeli secara daring ataupun takeaway.
Detikfinance — Mokopika
Pendiri, Hari Maulana mengungkapkan akibat dari pandemi ini jumlah pengunjung menurun drastis. Hal ini berdampak pada penurunan omzet harian. Untuk bertahan, Mokopika memanfaatkan takeaway dan promosi melalui platform sosial media.
Travel Kompas
Seorang pemilik kedai kopi di Aceh, Muhammad Iksan menuturkan bagaimana pandemi memberi dampak yang merugikan pada bisnisnya, pendapatan harian Muhammad Iksan menurun sebesar 80% tiap harinya.
Selain itu ia juga menyampaikan bagaimana ia merasa keberatan dengan gaji kedua karyawannya dengan pendapatan yang sekarang.
Hal yang sama juga dituturkan oleh Iqbal, seorang pedagang kopi di kota Lhokseumawe, sejak diberlakukan PSBB, ia hanya melayani pembelian secara dibungkus.
Iqbal juga merasa khawatir akan nasib 10 karyawannya ditengah penjualan yang sedang menurun, namun ia berkomitmen untuk tidak merumahkan karyawannya.
Megapolitan Kompas
Sebuah mall di kota Tangerang mengalami penumpukan pengunjung ditengah PSBB, hal ini menciptakan kerumunan yang seharusnya dihindari saat pandemi, manajemen dari mall tersebut pun terbukti melakukan pelanggaran PSBB karena mengabaikan persyaratan protokol kesehatan yang menjadi syarat operasional di masa PSBB.
Dari kutipan-kutipan diatas, dapat disimpulkan bahwa hipotesa pada kategori dua pada poin dua dan empat, berhasil divalidasi, adapun hipotesa yang tidak tervalidasi dapat dijadikan sebagai bahan improvisasi atau peningkatan untuk memenuhi kebutuhan pengguna.
2. Define
Problem Findings
Berdasarkan hasil emphatize pada tahap validasi masalah, maka saya coba memahami hasil validasi masalah tersebut sehingga saya bisa tahu masalah utama apa yang mereka hadapi.
Masyarakat atau Pengunjung
- Tetap harus beraktivitas ditempat-tempat tertentu ditengah pandemi karena tuntutan pekerjaan atau pendidikan dibawah ancaman penyebaran virus
- Abai dengan covid-19 dan menciptakan penumpukan disuatu tempat
- Merasa cemas saat bertemu orang lain ditempat umum namun tidak dapat menghindarinya karena tidak mengetahui status tes covid-19 orang tersebut.
Pemilik Bisnis
- Kehilangan pelanggan Dine-in, sehingga berdampak pada pendapatan harian dari bisnis tersebut
- Merasa khawatir tempat bisnisnya menjadi cluster baru penyebaran virus
User Persona
Berdasarkan problem findings yang dibuat, dapat disimpulkan menjadi masing-masing user persona sebagai berikut:
Masyarakat
Nama : Aldi Fikri
Seorang mahasiswa rantau sekaligus seorang freelancer disalah satu kota di Jawa Tengah. Ditengah pandemi ia masih harus menjalani kuliah secara daring dan bekerja secara daring dari kos nya, namun disisi lain kos yang ia tinggali tidak memiliki fasilitas untuk menunjang aktivitasnya, dan juga ia membutuhkan sosialisasi dengan teman-temannya untuk menghilangkan kejenuhan.
Disisi lain Fikri sadar akan bahaya pergi beraktivitas ketempat yang memiliki fasilitas penunjang dan bertemu dengan temantemannya.
Fikri berharap dapat beraktivitas ke tempat yang dapat menunjang fasilitas yang ia butuhkan dan juga berkumpul dengan teman-temannya untuk menghilangkan kejenuhan dengan rasa aman dan tanpa kecemasan
Pemilik Bisnis
Nama : Ahmad Sobari
Pemilik bisnis café modern yang memiliki fasilitas internet dan tempat yang nyaman untuk menjadi tempat berkumpul anak muda. Kehilangan sumber pendapatan terbesarnya yaitu pelayanan secara Dine-in, namun disisi lain ia tidak dapat menghentikan operasional tempat bisnisnya begitu saja, karena ada biaya operasional yang tetap harus dibayarkan. Namun ia juga tidak dapat membuka layanan Dine-in karena takut tempat bisnisnya akan menjadi cluster baru penyebaran virus.
Menentukan Tantangan
Mengubah masalah yang ditemukan menjadi tantangan dan pernyataan yang bisa ditindaklanjuti dengan menggunakan metode HMW (How Might We).
Masyarakat
- How Might We membantu pengguna agar tetap merasa aman saat beraktivitas ditempat umum.
- How Might We memberi tahu pengguna jika dalam waktu 14 hari kebelakang pernah melakukan kontak dengan pengguna lain yang terkonfirmasi positif
- How Might We memberi tahu pengguna lokasi-lokasi untuk melakukan tes covid
Pemilik Bisnis
- How Might We mengadakan kembali pelayanan Dine-in sehingga pendapatan dari tempat tersebut kembali normal
- How Might We memastikan pengujung yang datang ditempat tersebut sudah diketahui status covid-19 nya sehingga tidak menciptakan cluster baru penyebaran virus
- How Might We membuat pemilik bisnis bisa untuk mendata semua pelanggannya dan mengirimnya kepada nakes jika terjadi kasus positif
Memprioritaskan Tantangan
Untuk memprioritaskan tantangan, saya menggunakan metode Challenge Matrix dengan dua indikator, yaitu Impact (Seberapa besar pengaruhnya kepada pengguna) dan Reach / Frequency (Seberapa banyak pengguna yang terkena dampak dari masalah).
3. Ideate
Setelah mengetahui masalah dan mengubahnya menjadi pernyataan yang bisa ditindaklanjuti, selanjutnya adalah mencari ide untuk menemukan masalah yang digunakan untuk menyelesaikan masalah yang ditemui.
User Needs
Berdasarkan masalah dan kebutuhan user maka saya berpikir untuk membuat solusi sebagai berikut:
Masyarakat
- Membuat aplikasi yang dapat mengunggah bukti tes covid dan mengubahnya menjadi kode qr sebagai identifikasi status covid
- Menunjukan barcode sebagai syarat masuk ke tempat-tempat ramai
- Menerima notifikasi jika pernah mengunjungi tempat yang sama dengan pengguna lain yang terkonfirmasi positif covid-19 dalam jangka waktu 14 hari kebelakang
- Mencari tempat untuk melakukan tes covid
Pemilik Bisnis
- Membuat aplikasi yang dapat melakukan scan barcode pengguna yang berkunjung
- Mendata status barcode semua pengunjung
- Menerima notifikasi jika ada pengunjung yang terkonfirmasi positif covid19 dalam jangka waktu 14 hari kebelakang
- Mengirim data pengunjung kepada tenaga kesehatan
4. Prototype
User Flow
Pengguna
Pengguna — Flowchart
Pengguna — Unggah Hasil Tes
Pengguna — Mengunjungi Tempat Umum
Pengguna — Mencari Tempat Untuk Melakukan Tes Covid
Pengguna — Menerima notifikasi, riwayat kontak dengan pengguna positif
Pemilik Bisnis
Pemilik Bisnis — Flowchart
Pemilik Bisnis — Memindai Kode QR Pengunjung
Pemilik Bisnis — Melakukan Strelisasi Lokasi
Wireframe
Untuk membuat wireframe saya menggunakan aplikasi mockups di iOS, berikut saya lampirkan beberapa konsep wireframe yang dibuat
Low Fidelity Design
High Fidelity Design
Masyarakat Umum
Halaman Splash dan Onboarding
Halaman Masuk dan Buat Akun
Halaman Beranda — Belum Tes
Terdapat beberapa bagian pada halaman beranda
- Card Paspor Kesehatan pengguna — Dalam card ini terdapat beberapa informasi, seperti nama pengguna, badge pengguna (status tes covid), tombol untuk menampilkan kode QR, dan tombol untuk mengunggah hasil tes pengguna.
- Update Kasus Covid — Card yang menampilkan update kasus covid yang terbagi menjadi 3 filter, yaitu: Lokasi saya (berdasarkan GPS), Indonesia, dan Seluruh dunia.
- Himbauan untuk selalu menerapkan 3M — Menjaga jarak, memakai masker, dan mencuci tangan.
- Berita Terbaru — Berita terbaru seputar covid-19 yang diambil dari portal berita terpercaya
Beranda — 4 Jenis Badge Pengguna (Status Covid-19)
Status “Belum Tes”
Adalah status default ketika pengguna pertama kali membuka aplikasi, disini pengguna tetap dapat menunjukkan kode QR mereka namun dengan status belum tes dan dianjurkan untuk melakukan tes covid-19
Status “Sudah Tes”
Adalah status yang berlaku ketika pengguna sudah mengunggah hasil tes yang tervalidasi oleh tenaga kesehatan dan berlaku selama 14 hari.
Terdapat tombol untuk memperbarui hasil tes, karena tidak menutup kemungkinan pengguna positif covid-19 sebelum status “sudah tes” habis
Status “ODP”
Adalah status yang didapat pengguna ketika mereka terindikasi berada di lokasi dan waktu yang sama dengan pengguna lain yang terkonfirmasi positif covid-19 dalam waktu 14 hari kebelakang.
Terdapat tombol untuk memperbarui hasil tes guna memperbarui status pengguna dari ODP menjadi sudah tes.
Status “POSITIF COVID-19”
Adalah status yang berlaku ke pengguna yang telah melakukan tes covid-19 dan mengunggah hasil tes nya ke aplikasi, guna dilakukan pendataan dan mempermudah contact tracing.
Selain itu, status positif juga men-trigger status “ODP” bagi pengguna lain yang pernah berada di tempat dan waktu yang sama dengan pengguna positif.
Halaman Paspor Kesehatan
Halaman Peta Penyebaran Virus
Data peta penyebaran diambil dari
Halaman Riwayat Kunjungan
Halaman Riwayat kunjungan mendata nama tempat dan waktu check-in serta menampilkan badge.
Apabila ada pengguna lain yang terkonfirmasi positif covid-19 dan check-in di hari dan waktu yang berdekatan dengan pengguna, maka badge pengguna akan berubah menjadi ODP, dan badge lokasi di halaman riwayat pengguna juga akan berubah.
Halaman Lokasi Tes
Untuk mencari lokasi tes pengguna dapat memilih tampilan berdasarkan preferensi, berbentuk map ataupun berbentuk list.
Pada halaman detail lokasi, berisi informasi seputar lokasi tes, seperti kontak lokasi, harga tes per-sampel, jenis tes, persyaratan, dan waktu tunggu untuk hasil tes.
Serta terdapat tombol yang akan membuka Google Maps dan menunjukkan rute menuju lokasi.
Halaman Unggah Hasil Tes
Pemilik Bisnis
Halaman Splash dan Onboarding
Halaman Masuk dan Buat Akun
Halaman Beranda
Terdapat beberapa bagian dalam halaman beranda
- Card Kasus Positif — Menampilkan informasi jumlah kasus positif di lokasi tersebut dalam jangka waktu 14 hari (menampilkan range tanggal), waktu hitung mundur karantina tempat selama 14 hari dan tombol untuk mengunggah bukti sterilisasi untuk mengubah status tempat menjadi aman kembali.
- Kapasitas pengunjung — Menampilkan jumlah pengunjung yang datang serta status kode QR mereka (sudah tes dan belum tes) dengan asumsi dalam waktu 2 jam maka pengguna akan dianggap sudah pergi sehingga mengurangi kapasitas sejumlah 1 orang
- Statistik Pengunjung — Guna melihat status pengunjung yang datang serta melihat perbandingan antara pengunjung yang sudah tes dan yang belum tes yang datang ke tempat tersebut, dan bisa dilihat dalam range waktu harian, mingguan, dan bulanan.
- Pengunjung Terakhir — Adalah pengunjung yang terdata yang datang dan yang terakhir melakukan pemindaian kode QR pada saat masuk ke tempat tersebut.
- Himbauan untuk menerapkan 3M — Menjaga jarak, memakai masker, dan mencuci tangan.
Halaman Unggah Hasil atau Bukti Sterilisasi
Untuk melihat desain high fidelity secara lebih lengkap, dapat diakses melalui Link Berikut
5. Testing
Dalam Usability testing saya membuat beberapa skenario untuk membantu saya mempermudah dalam melakukan testing, dengan 3 parameter penilaian, yaitu sebagai berikut:
- Direct Success : Ketika user dapat menyelesaikan skenario dengan baik dan tanpa kendala
- Indirect Succes : Ketika user dapat menyelesaikan skenario namun mengalami kendala dalam langkah-langkahnya
- Fail : Ketika user tidak dapat menyelesaikan skenario
Untuk skenario sendiri, saya membuat 5 skenario yang harus dilakukan user, berikut adalah skenarionya:
Aplikasi Masyarakat Umum atau Pengguna
- Kamu ingin pergi ke supermarket, di pintu masuk supermarket, kamu harus menunjukkan kode qr untuk dipindai oleh petugas di pintu masuk
- Kamu telah melakukan tes covid-19 di sebuah Rumah Sakit dan hasilnya Negatif, kamu ingin mengubah status kode qr di aplikasi untuk mendapatkan status “Sudah Tes”
- Kamu sedang mengunjungi rumah nenekmu di luar kota, kamu tidak mengenal kota tersebut, dan lusa, kamu harus pulang ke kotamu, dan hasil tes covid-19 mu sebelumnya sudah tidak berlaku, kamu ingin melakukan tes covid-19 lagi, namun kamu tidak mengetahui lokasi untuk melakukan tes covid-19 di kota tersebut
Aplikasi Pemilik Bisnis
- Kamu adalah pemilik sebuah kedai kopi yang sangat cocok untuk tempat anak muda berkumpul, namun kamu harus mendata semua pengunjung yang datang dengan melakukan pemindaian terhadap kode qr pengunjung
- Kamu adalah pemilik sebuah warung makan, dalam 14 hari terakhir, ada kasus terkonfirmasi positif dari pengguna yang pernah datang ke tempatmu, sehingga tempatmu diharuskan karantina selama 14 hari, lalu kamu melakukan penyemprotan disinfektan di tempatmu, setelah selesai, kamu ingin menghapus status karantina dari tempatmu
Hasil Usabilty Testing
Aplikasi Masyarakat Umum
Partisipan 1
Link Interview
Aplikasi Pemilik Bisnis
Karena keterbatasan waktu dan sumber daya, saya tidak dapat melakukan usability testing kepada pemilik bisnis atau owner suatu tempat umum.
Namun tidak menutup kemungkinan akan saya update dikesempatan yang akan datang
Untuk prototype dari aplikasi Cari Aman, dapat dibuka melalui link dibawah ini. (Direkomendasikan menggunakan smartphone)
Link dibagi kedalam beberapa case
Kesimpulan
Dari hasil validasi yang telah dilakukan, desain yang dibuat cukup memberikan kemudahan bagi pengguna. Tetapi saya masih harus banyak belajar dalam mengembangkan dan meningkatkan skill dalam hal UX dan UI.
Seperti yang saya pelajari, design thinking ini terbentuk tidak hanya berhenti sampai pada implementasi dan testing saja, tetapi merupakan sebuah looping atau perulangan dalam hal pengembagan guna memenuhi kebutuhan pengguna.
Akhir dari studi kasus
Semua desain dibuat berdasarkan data yang saya peroleh tanpa ada manipulasi, tidak ada penambahan ataupun pengurangan dari data yang diperoleh.
Studi kasus ini murni saya lakukan untuk mengembangkan kemampuan diri saya sendiri
Ucapan Terima kasih
Terima kasih kepada para pembaca yang setia membaca studi kasus saya sampai titik ini :D
Terima kasih juga saya ucapkan kepada teman-teman yang telah membantu saya dalam menyelesaikan studi kasus ini.
Terima kasih khususnya kepada Panggih Giri Samudra dan Adhe Kurniawan yang telah membantu dan membimbing saya dalam melakukan dan menyelesaikan studi kasus ini.
Jika ada tanggapan, kritik, ataupun saran, bisa ditulis di kolom komentar di bawah agar saya bisa memperbaiki diri lebih baik lagi.
Terima kasih telah meluangkan waktunya untuk membaca. :D